Kamis, 30 September 2010

karya ku

بسم الله الرحمن الرحيم

POSISI SHOF BAGI PEREMPUAN KETIKA SHOLAT BERJAMA'AH

I. Pendahuluan.

Dengan menyebut dzat yang maha perkasa dan maha pengampun, saya bersaksi bahwa tak ada sesembaham pun yang pantas atau patut disembah kacuali Allah subhanahu wata'ala semata, dan saya bersaksi pula bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Allahumma sholli 'ala Muhammad beserta keluarganya. Sesungguhnya sebenar-benar kitab adalah kitab Allah (al-qur'an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shollallohu'alaihi wasallam, sejelek- jelek perkara adalah pembaruan (didalam agama), dan segala pembaruan adalah bid'ah, dan segala bid'ah adalah kesesatan, dan segala kesesatan menjurus kepada api neraka.
Amma ba'duh (adapun sesudahnya) ...........

Masihlah banyak ilmu yang perlu dicari, setelah ketemu kemudian dikejar dan ditangkap, setelah itu ditimba dengan kesungguhan, meski tempat itu berada pada yang mata itu tak mampu lagi melihatnya. Suatu pertanyaan justru menjadi cambuk yang amat ampuh untuk menarik semangat serta kesungguha itu hadir dengan ketegasanya kepada orang yang mau menolehkan pikirannya untuk memperdalam ilmu pengetahuan akan agamanya.


Ternyata masih ada dari ummat akhir zaman ini yang masih mau menolehkan pikirannya untuk menanyakan akan sebagian perkara dalam masalah keagamaanya, sehingga muncullah beberapa pertanyaan setelah mendapati beberapa kejadian diantara kalangan muslimin secara umum akan beberapa perkara yang dinilai olehnya ganjal. Maka ketahuilah wahai pembaca yang budiman, bahwa pertanyaan itu salah satunya adalah :" dimanakah letak shof sholat berjama'ah bagi kaum wanita yang sebenarnya menurut syari'at ? "

Dari pertanyaan inilah akan didapati spirit jiwa yang kuat untuk mengungkap pertanyaan, yang mana ketika terungkap pertanyaan itu, maka pengetahuan itu adalah ilmu baginya dari Allah subhanahu wata'ala dengan penuh kemuliyaan didalamnya. Dan untuk mengetahui terungkapnya pertanyaan itu, maka pembaca yang saya hormati bisa fahami baik- baik beberapa artikel dibawah ini. Saya sertakan dalil dari hadits hadits yang shohih, kemudian saya sertakan pula beberapa nukilan dari penjelasan ulama' besar yang telah tenar dan diakui akan ma'na hadits yang tercantum.

Ada benarnya , itu pasti saya yakini bahwa segala kebaikan itu datangnya dari dzat yang mampu mengubah warna cabe menjadi merah. Dan jika ada kesalahan atau kekurangan didalamnya, maka itu saya akui datangnya dari diri saya sendiri. Mudah-mudaha Allah mengampuni kekurangan saya secara pribadi, dan untuk semuanya secara umum ampunan Allah itu ketika hamba-hambaNya mau kembali kejalan yang benar . :


II. Dalil yang bersangkutan dengan masalah beserta penjelasannya.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا ، وَشَرُّهَا آخِرُهَا ، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا ، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا } رَوَاهُ مُسْلِمٌ هكذا في بلوغ المرام.

Dari Abu Huroiroh semoga Alloh meridhoinya dia berkata” Rosululloh SAW bersabda”Sebaik-baik sof lelaki adlah yg terdepan, dan yang paling jelek adalah yng paling belakang, sebaik-baik sof perempuan adalah yang paling belakang dan sejelek-jeleknya adalah yang paling depan”

قال الامام النواوي في شرحه : أَمَّا صُفُوف الرِّجَال فَهِيَ عَلَى عُمُومهَا فَخَيْرهَا أَوَّلهَا أَبَدًا وَشَرّهَا آخِرهَا أَبَدًا أَمَّا صُفُوف النِّسَاء فَالْمُرَاد بِالْحَدِيثِ صُفُوف النِّسَاء اللَّوَاتِي يُصَلِّينَ مَعَ الرِّجَال ، وَأَمَّا إِذَا صَلَّيْنَ مُتَمَيِّزَات لَا مَعَ الرِّجَال فَهُنَّ كَالرِّجَالِ خَيْر صُفُوفهنَّ أَوَّلهَا وَشَرّهَا آخِرهَا.

Berkata Imam Nawawi dalam syarekhnya ; adapun kaum lelaki maka ia berlaku secara umum,yakni yang paling baik adalah yang paling awal dan yang paling jelek adalah yang paling akhir. sedangkan sof bagi kaum wanita apabila mereka sholat berjama’ah dengan kaum lelaki, maka sof yang terbaik adalah yang paling akhir dan yang terjelek adalah yang terdepan, dan ketika mereka sholat berjama'ah dengan sesama kaum wanita, maka mereka seperti kaum laki-laki ya'ni yang paling baik adalah yang paling awal dan yang paling jelek adalah yang paling akhir."

وَإِنَّمَا فَضَّلَ آخِر صُفُوف النِّسَاء الْحَاضِرَات مَعَ الرِّجَال لِبُعْدِهِنَّ مِنْ مُخَالَطَة الرِّجَال وَرُؤْيَتهمْ وَتَعَلُّق الْقَلْب بِهِمْ عِنْد رُؤْيَة حَرَكَاتهمْ وَسَمَاع كَلَامهمْ وَنَحْو ذَلِكَ

" tiada lain ada fadhilah pada diakhirkannya shof wanita yang hadir bersama lelak,i untuk penjauhan mereka para wanita dari berbaur dengan kaum lelaki, penglihatan mereka, hati menggantung dalam diri mereka ketika memandang gerak-gerik mereka (wanita), pendenganran suara-suara mereka dan semisalnya "

والحكمة فى جعل النساء فى الصفوف الخلفية تظهر فى أمور، منها :
ا - أن المرأة ليست فى مستوى الرجال وبخاصة أولوا الأحلام والنهى فيما يتميزون به مما سبق ذكره .
2 -أن تقدمها أمام الرجال فيه صورة إمامتها لهم ، وهى ممنوعة باتفاق الأئمة .
3- أنها تشغل الرجال عن الخشوع فى الصلاة بمجرد وجودها أمامهم ، وذلك أمر طبيعي وعند ركوعها وسجودها يكون الانشغال أشد ، وهو ما يفسر به حديث قطع المرأة للصلاة إذا مرت أمام المصلى عند جمهور الفقهاء .
4 -ألا تختلط صفوف الرجال بالنساء إذا تخللن صفوفهم فيكون انصرافهن بعد انتهاء الصلاة أيسر، وكان من المأثور أن النبى صلى الله عليه وسلم كان لا ينصرف عقب الصلاة مباشرة بل ينتظر هو وأصحابه حتى ينصرف النساء أولا .
هذا، وكان من المتبع فى ترتيب الصفوف فى الجماعة أن يكون الرجال فى الصفوف الأولى ثم يليهم الصبيان ثم يليهم النساء ، كما رواه أحمد .

Ada hikmah tentang posisi kaum wanita pada shof belakang yang telah nampak pada beberapa perkara, sebagai berikut :

1. kaum wanita tidaklah sama derajatnya dengan kaum laki-laki yang mana kaum lelaki itu sebagai ulul ahlam wan nuha yang berfungsi sebagai alat dalam menentukan masalah dengannya.

2. jika shof bagi kaum wanita berada didepan kaum laki-laki, maka akan timbul beberapa gambaran imamah mereka, dan itu jelas terlarang secara kesepakatan ulama'.

3. keberadaan kaum wanita didepan shof para laki-laki mewujudkan ketidak khusyu'an didalam sholat mereka, dan itu ma'lum dikarenakan sifat manusiawi, seperti rukuknya, sujudnya (kaum wanita) maka itu suatu kesibukan tersendiri yang lebih besar(didalam sholat). Oleh karena itu ada tafsiran tentang hadits nabi sas, yaitu dalam hal batalnya sholat seseorang ketika kaum wanita melintasi depan sholat mereka, ini menurut kesipakatan mayoritas ulama'.

4. jika shof kaum wanita didepan, maka akan terjadi pembauran antara kamu laki-laki dengan kaum wanita ketika seusai sholat. Ketika shof kaum wanit dibelakang, maka ketika bubaran sangatlah lebih mudah bagi kaum wanita. Sebagaimana yang telah diberitakan dari Nabi sas. Bahwa beliau tidak bubaran seketika ketika seusai melaksanakan sholat, bahkan beliau dan para sahabatnya menunggu terlebih dahulu sampai kaum wanita itu bubaran terlebih dahulu.

Maka inilah urutan yang harus diikuti didalam penataan shof sholat berjama'ah, yang mana shof kaum laki-laki berposisi terdepan, kemudian dibelakangnya anak-anak kecil, dan yang terakhir shof kaum wanita, sebagaimana imam Ahmad telah meriwayatkan akan hal itu.


فبين صلى الله عليه وسلم موقف الرجال والنساء في الجماعة وقال فقهائنا رضوان الله عليهم أجمعين يقف خلف الإمام الرجال ثم بعدهم الصبيان ثم بعدهم النساء . فالنساء يكن في آخر الصفوف اتقاءً للفتنة.

Maka nabi sas. Pun menjelaskan posisi (shof) kaum laki-laki dan kaum wanita didalam sholat berjama'ah. Dan berkata fuqohak kami mudah mudaha alloh memberi keridhoan buat mereka : tempat dibelakang imam adalah kaum laki-laki, kemudian sesudah mereka adalah anak-anak, kemudian sesudah mereka adalah kaum wanita. Maka kaum wanita berada pada posisi shof yang paling akhir sebagai usah terjaga dari fitnah.


وجه الدلالة: أن الرسول صلى الله عليه وسلم شرع للنساء إذا أتين إلى المسجد فإنهن ينفصلن عن المصلين على حدة، ثم وصف أول صفوفهن بالشر والمؤخر منهن بالخيرية.

Arah dalil itu tertuju bahwa nabi sas. Mensyariatkan bagi kaum wanita, apabila mereka mendatangi masjid, maka mereka harus menjauhkan diri-diri mereka dari kaum laki-laki yang juga sholat dengan sepenuhnya.

قلت : هذا الراي في صفوف الصلاة للنساء عند الجمهور سلفا و خلفا. و كل عبادة حرام الا ما جاء الدليل يدل علي ذلك او علي مشروعيته. لقد ظهر الحق في هذا الباب, و من خالفه فانه اخطاء في رايه, قال الشيخ الاباني " و الراي قد يخطاء " .
و كيف كانت الصحابة في رايهم عن هذا الباب حيثوا انهم علي مقام تلامذ النبي صلي الله عليه و سلم ؟ فها هو في حديث أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : { صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقُمْت أَنَا وَيَتِيمٌ خَلْفَهُ ، وَأُمُّ سُلَيْمٍ خَلْفَنَا } .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. هكذا في بلوغ المرام.
ففهم السلف مبين و بين يبين لنا و يرشدنا ان احد من الصحابة يصلي وراء النبي صلي الله عليه و سلم باليتيم, و ام سليم وراءهم. فقال الصنعاني : دَلَّ الْحَدِيثُ عَلَى صِحَّةِ الْجَمَاعَةِ فِي النَّفْلِ ، وَعَلَى صِحَّةِ الصَّلَاةِ لِلتَّعْلِيمِ وَالتَّبَرُّكِ كَمَا تَدُلُّ عَلَيْهِ الْقِصَّةُ ، وَعَلَى أَنَّ مَقَامَ الِاثْنَيْنِ خَلْفَ الْإِمَامِ . و على ذلك اقول : أَنَّ الْمَرْأَةَ لَا تَصُفُّ مَعَ الرِّجَالِ ، وَأَنَّهَا تَنْفَرِدُ فِي الصَّفِّ.
Saya katakan : pendapat ini dalam perihal shof sholat bagi kaum wanita adalah pendapat mayoritas ulama', baik ulama' salaf maupun kholaf. Dan setiap ibadah hukumnya adalah harom, kecuali ada dalil yang menyatakan akan disyareatkannya. Dan segala muamalah adalah hukumnya mubah (boleh), kecuali ada dalil yang menyatakan akan dilarangnya muamalah itu. Sungguh kebenaran itu telah nampak dalam permasalahan ini, adapun yang menyelisihinya maka ia telah salah didalam berargumen. Syekh Al-Albani pernah berpesan " dan terkadang pendapat itu juga bisa keliru ".

Dan bagaimana faham para sahabat nabi sas. Yang mana mereka adalah berposisi segabai murit nabi sas ? maka inilah, ada pengalaman shohabat anas bin malik mudah mudahan alloh meridhoinya, ia berkata : " sholatlah Rosul sas.dan aku berdiri (bersama) ada anak yatim dibelakangnya (nabi), dan (sedangkan) ummu sulaim berada dibelakang kami " lafat imam bukhori.

Maka kefahaman para ulama' salaf pun telah nyata dan jelas menjelaskan kita dan memberi petunjuk kita bahwa ada seorang dari kalangan sahabat nabi sas. Melaksanakan sholdibelakang nabi sas. Bersama satu anak yatim dan ummu sulai berada dibelakang keduanya. Maka imam shon'ani berkata ; " hadits itu menunjukkan sahnya sholat tambahan (sunnah) secara berjama'ah dan sahnya sholat untuk mendidik dan mencari barokah sebagaimana yang ditunjukkan didalam kisah tersebut. Dan (hadits itumenunjukkan) bahwa tempat posisi shof sholat dua orang itu berada dibelakang imam" dan atas alasan itulah maka saya katakan ; bahwa bagi seorang wanita itu tidak boleh mengambil shof sholat bersama atau sejajar dengan orang laki-laki. Tiada lain ia sendirian pada shof belakang.


III. Keputusan masalah.

الحمد لله احمده, فالحاصل ان الشريعة تعين اين صفيف النساء في صلاة الجماعة, و هي في خلف الرجال, و الرجال خلف الامام, كما صوره الحديث الصحيح.
و الله تعالي اعلم بالصواب.
يقول الله سبحانه و تعالي : إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ . الانعام – 6- (117)

Segala pujian hanya milik Alloh yang aku memujinya, maka akhir hasilnya adalah :" syariat telah menentukan dimana letak posisi shof sholat bagi kaum wanita didalam sholat berjama'ah, yaitu berada dibelakang kaum laki-laki, dan sedangkan kaum laki-laki berada dibelakang seorang imam, sebagaimana hadits shohih itu menggambarkannya".

Dan Alloh ta'ala lah yang lebih mengetahui dalam masalah kebenaran.

Allah subhanahu wata'ala berkalam : " Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk".






- انتهي –

1 komentar:

sihabudin mengatakan...

wah,,keren2
boleh nih jadi inspirasi buat kita2 sekarang