Jumat, 03 Juni 2011

Tujuh Bekal Dakwah

Muqodimah



Dengan menyebut nama Penguasa alam semesta, dialah yang memberi warna merah pada cabe yang kini mahal harganya, tiada sekutu bagi-Nya dan bandingan yang membandingi keagungan-Nya, Alloh lah Sang Maha Kuasa dan Bijak Sana.
Segala pujuan hanyalah patut kita lantunkan kepada-Nya, lantaran tak ada yang mencocoki segala pujuan kecuali Sang Pencipta alam sesta.
Aku bersaksi bahwa tiada sekutu sesembahan yang patut dijadikan sesembahan melainkan Alloh, begitu pula saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wassallam adalah Rosul utusan Alloh.
Allohumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama shollaita ala ibrohim wa ala ali ibrohim, innaka hamiidummajiid.



Sudah menjadi azam yang kuat untuk mengukirkan pena dan menaruhkan beberapa huruf abjad yang macam rupa bentuknya dalam rangka mengingat ilmu Alloh itu sangatlah luas. Maka dengan harapan penuh kepada-Nya agar saya bias menulis dengan tepat dan bermanfaat.
Disamping itu, saya juga sangat berharap bias menunaikan apa yang saya tulis.
Maka do’akanlah saya.

--***--
بســـــــــم الله الرحمن الرحيم


TUJUH BEKAL DALAM BERDA'WAH

Bagi seorang da'i (baik muballig atau ustadz/guru) hendaknya mempunyai batas minimal akan ilmu-ilmu syar'i yang pokok, apabila boleh diusulkan maka sebagai berikut ini :

1. ILMU AQIDAH ISLAMIYAH ; hendaknya seorang da'i mentela'ah pondasi dasar yaitu ilmu aqidah islamiyah yang diambil dari kitab-kitab pegangan dan telah diringkas dengan faham ahli sunnah wal jama'ah, seperti kitab ( لمعة الاعتقاد ) karya Ibnu Qudamah atau kitab ( العقيدة الواسطية ) karya Ibnu Taimiyyah.

2. ILMU TAFSIR ; hendaknya seorang da'I memperkaya diri akan tuh ilmu yang termuat didalamnya ma'na kalimat , sebab diturunkan ayat itu plus ma'na simpelnya , misalnya kitab tafsir yang banyak di pegangan adalah Tafsir ibnu Katsir ( تقسير القران العظيم ) .

3. ILMU HADITS ; bahwa diperkenankan untuk menyelami kitab-kitab kumpulan hadits yang teringkas semisal ( مختصر صحيح البخارى ) atau ( مختصر صحيح مسلم ) dan kitab-kitab hadits lainnya yang bersifat umum meski terdapat hadits-hadits dho'if akan tetapi itu semua dibawah suatu bab-bab yang penting, seperti pembahasan iman, fadhilah-fadhilah, dan adab. Untuk kitab yang dilirik kebanyakan adalah ( رياض الصالحين ) karya Imam Nawawi. Begitu juga dalam masalah hadits-hadits hukum, bisa menggunakan kitab karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani yang telah beliau kumpulkan dan susun dibawah bab hukum-hukum yang mesti tampil pada kitab-kitab atau buku-buku yang membahas masalah hukum. Kitab itu adalah ( بلوغ المرام ) , kemudian dalam hal hadits-hadits dzikir atau do'a bisa menggunakan kitab ( الاذكار ) yang disusun oleh Imam Nawawi, dan kitab ( الشمائل المحمدية ) untuk melihat keseharian Nabi sas. Yang telah dikumpulkan oleh Imam Turmudzi, sedemikianlah atau yang semisalnya dari kitab-kitab simple ringkes dan banyak manfaatnya.

4. Ilmu Riqih ; karena seorang da'i akan mendapati persoalan-persoalan orang-orang yang dida'wahi yang sehingga mendorong mereka untuk menanyakan persoalannya, dikarenakan hal yang sedemikian itu maka diinginkan betul agar memperdalam
ilmu fiqih yang dengan demikian setidak-tidaknya bisa menjawab beberapa pertanyaan yang mudah dan bersifat menjawab sementara lantas ditindak lanjuti untuk ditanyakan kepada ulama'-ulama' yang telah dijadikan oleh Allah swt. sebagai pewaris ilmu-ilmu para nabi.
Adapun kitab yang akan diambil apa yang ada padanya akan fiqih ibadah dan muamalah yang ringkas dan itu tersandarkan kepada faham Imam empat madzhab yang telah popular dengan tanpa fanatisme terhadap mereka dan akan golongan. Kitab yang asyik untuk dibaca adalah ( الفقه علي مذهب الامام الاربعة )

5. Ilmu Siroh dan Tarikh ; didalam menyampaikan sesuatu yang baik pada suatu halaqoh, baik pengajian, pertemuan musyawaroh atau mengajar murit – murit tercinta, akan akhlaq dan adap yang mulia, hendaknya mempunyai banyak pengetahuan bagaimana sejarah atau kehidupan para sholihin terdahulu secara umum lebih – lebih tentang bagaimana kehidupan Nabi sas. Bersama para sahabat-sahabatnya dalam bermuamalah sehari-hari dan perjuangan mereka akan menegakkan agama ini sampai pernah menguasai sepertiga dunia. Begitu juga mengetahui seberapa kepedulian atau kesungguhan para sholihin tentang pentingnya ilmu, dengan diharap ketika menyampaikan perkara yang ma'ruf, bisa memberikan gambaran-gambaran kehidupan yang nyaman dan harmonis dengan sesuai islam kepada mereka. Maka tak boleh ditinggalkan pula bagi seorang da'i yang cerdas dan mantab cara bicaranya untuk memperbanyak pengetahuan tentang ilmu sejarah kehidupan.
Untuk memperkaya ilmu pengetahuan kehidupan Nabi sas. Rupanya perlu diusulkan untuk memilih kitab ( تهذيب سيرة ابن هشام ) , atau untuk kitab yang disusun oleh ulama' pada zaman kontemporer adalah ( الرحيق المختوم ) karya al-mubarokfuri yang berasal dari negara india dan beliau adalah termsuk muhaddits disana. Ada sesuatu hal yang menonjol didalam karyanya, yaitu disertakan penguat dari beberapa riwayat dan beberapa istimbat dari hadits, inilah keunikan dari susunan beliau sebagai ulama' ahli hadits india.

6. Mafatihul Ulum ( kunci – kunci ilmu ) ; hendaknya seorang da’I itu juga memnekuni ringkasan dalam perihal ilmu usul fiqih semisal ( مختصر الاصول ) karya Fadhilatus Syekh Ibnu Utsaimin, atau ( اصول الفقه للمبتدئين ) karya Asyqor.
Untuk tingkat lebih lanjut bisa mentelaah Ilmu Usul Fiqih. Mungkin bisa memilih kitab usul fiqih karya syekh Ibnu Ustaimin, sekiranya tata bahasa beliau mudah dicerna bagi kaum a'jam. Kitab itu bernama ( شرح نظم ورقات ).
Kunci yang lain dalam perihal istilah hadits, bisa menggunakan kitab karya fadhilatus Syekh Ibnu Ustaimin pula yang berjudul ( مختصر في علوم الحديث ). Atau bias juga ambil kitab karya Al-Ustadz Mahmud At-Thohhan yang bernama : ( تيسير مصطلح الحديث ). Kebetulan pada ma’had yang saya salami tingkatan dua tsanawie memakai kitab karangan At-Thohhan. Lalu kunci dalam masalah ulumul qur’an, bisa membaca kitab ( مباحث في علوم القران ) karya Mahmud At-Thohhan. Dan baca pula usult tafsir ( مقدمة شيخ الاسلام ابن تيميوة ) itu jika sempat dan memungkinkan.

7. Ilmu – ilmu Bahasa ; nah mungkin ini yang terakhir, mustinya seorang da’i itu juga perlu memperkulat tata cara berbahasa muanteb. Karena mesti sama maksudnya, akan tetapi cara menyampaikannya dengan bahasa yang berbeda, maka itu tidak mengubah maksud. Namun bisa jadi kurang menyentuh atau berkurangnya nilai rasa ketertarikan dalam memperhatikan apa yang disampaikan oleh da’i tersebut. Oleh karena itu, hendaknya cara unkapan kata - kata itu diberi baju dengan ilmu bahasa, sehingga didalam misi da’wahnya lebih banyak condongnya dari pada tidak. Dan itu dimulai dari Nahwu dan Shorof nya… untuk kitab Nahwu, bisa memegang ( الاجرومية ) atau ( ملحة المعراب ) untuk mubalaghohnya, emm bisa pakek ( البلاغة الواضحة ) karya Ali Al-Jarim.

⌂Selesai⌂

Daftar Pustaka
Goresan pena sederhana ini Alhamdulillah terselesaikan dengan izin-Nya. Tulisan itu bersumber dari sebuah buku yang dikarang oleh Doktor Ali bin Umar bin Ahmad
Berjudul “ Maqumat Ad-Daiyah An-Najih “
Diterbitkan oleh Darul Andalus Al-Khodhro’ berbahasa arab, lalu saya ambil hanya sebagiannya tidak semuanya, yaitu mulai halaman 49 sampai dengan 82 saja.

Keinginan

Saya berharab tulisan ini bisa menjadikan Alloh meridhoi saya dan sangat membantu memulihkan semangat pemuda penuntut ilmu.

الحمد لله رب العالمين