Senin, 07 Februari 2011

Melihat Kehidupan Salaf



Cara Sahabat Membalas Budi, Umair Bin Sa’ad

Sahabat mulia Umair bin Sa’ad, yatim dan miskin sejak kecil di Madinah. Keadaannya berubah Setelah ibunya menikah lagi dengan seorang hartawan dari kabilah Aus, bernama Al Julas bin suwaid. Diasuhlah Umair bin Sa’ad oleh Julas layaknya anak sendiri, Umair mendapatkan perhatian penuh dari bapaknya yang baru, sehingga semakin melekat dan tumbuh rasa cinta Umair kepada Julas. Pun demikian Julas semakin bertambah sayang kepada Umair yang beranjak remaja dan terlihat padanya tanda-tanda kecerdasan, kebaikan amal, amanah dan jujur.

Umair masuk islam sejak kecil. Meskipun masih muda belia, ia tidak pernah terlambat untuk sholat dibelakang Rasulullah SAW.

Pada tahun 9 H, Rasulullah SAW mengumumkan perang melawan Romawi di Tabuk, dan memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menyiapkan segala sesuatunya. Saat itu musim kemarau, cuaca sangat panas, buah-buahan mulai ranum, orang-orang lebih menyukai berada dekat di kebun-kebun mereka, serta tidak suka berangkat dalam kondisi yang sulit, ditambah perjalanan yang sangat jauh, dan mengingat musuh yang kuat.

Petuah Ulama' Basroh




Hidup tenang karena empat hal :

1. aku yakin risqiku tak akan jatuh kepada orang lain.

2. aku yakin kewajibanku tak akan dikerjakan orang lain.

3. aku yakin pemeliharaku maha tau, jadi aku malu jika terperosok kedalam

lumpur kedosaan.

4. aku yakin kematian itu akan menghampiriku, aku kan selalu nantikan

kedatangannya sambil memperbanyak bekal.


(au kama kola hu Hasan Al-Basyri )